Pessel-Sembilunews. Com. Beberapa orang memilih untuk melupakan masa lalunya yang dahulunya terbilang sangat susah, ketika ia sudah berhasil menjadi orang yang cukup sukses.
Beberapa yang lain memilih untuk menjadikan kesusahan dimasa lalu dan kesuksesan yang kini ia dapat sebagai satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan dalam hidupnya.
Melodi atau yang kerap disapa Mel, merupakan sulung dari tujuh bersaudara, ibu yang bernama Jumaini dan ayah Agus Pacak, pria kelahiran tahun 1982, lahir di tengah keluarga yang miskin dan tidak mampu. Makan sepiring dengan adik-adiknya sudah biasa ia lakoni dan semua itu Tidak membuat nya patah semangat untuk menjalani hidup.
Saat masih sekolah, Melodi sudah harus ikut masuk hutan berjibaku membantu ayahnya untuk mencari kayu pacang atau pancang pagar rumah, yang untuk dijual ke orang-orang demi menambah kebutuhan keluarganya.
Setelah dewasa, Melodi menikahi sosok wanita pujaan hati nya bernama Karnilawati, awal berumah tangga harus mereka jalani hidup di dalam kebun, tinggal di sebuah gubuk yang beratapkan plastik, apa pun bentuk usaha pernah ia lakoni agar tangannya bisa membawa cukup uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecil yang tengah ia pimpin, meski pun tak jarang mereka harus makan ubi rebus.
Pria asal Kampung Alang Rambah, Kabupaten Pesisir Selatan Sumatra Barat, ini juga pernah mencari peruntungan di antara buruh bongkar muat koral, pasir, mencari kayu di hutan. Semua ia kerjakan agar keluarganya kelak menjadi lebih baik.
Selain menjadi buruh dan masuk hutan keluar hutan, profesi sebagai pembeli dan penjual buah pinang juga pernah ditekuninya. Melodi merangkai jalan menuju mimpi kehidupan yang lebih baik dengan penuh kerja keras.
Meski pekerjaannya dianggap sebagai pekerjaan kasar oleh sebagian orang, ia tak pernah berkecil hati, ia berhasil menempa tekad dan rasa percaya dirinya sehingga lebih kokoh dan dapat terus membuatnya berdiri tegap menantang hari esok.
Setelah melewati berbagai macam lika-liku kehidupan, ia berhasil membuka bisnis miliknya sendiri, rasa ragu mungkin melandanya ketika mengawali bisnis tersebut, tapi ia berhasil memperjuangkannya hingga sekarang menjadi pebisnis cukup sukses.
Kerasnya hidup tak semata-mata membuat hatinya keras juga. Ia tahu betul rasa perih yang diderita orang lain saat hidup tidak berpihak kepada mereka, oleh karena itu hasil kerja kerasnya sebagai pengusaha selalu disisihkan kepada orang-orang yang ditimpa kesusahan yang ia temui, karena ia pernah merasakan apa yang mereka rasakan.
Orang-orang dalam kesusahan yang Melodi temui mengingatkannya kepada sesuatu tak asing bagi dirinya, karena kesusahan dan kepayahan dalam hidup sudah pernah ia rasa kan, berbekal dari pengalaman itu yang membuat Melodi terketuk hatinya untuk menguatkan orang dalam kesusahan, dengan mengulurkan sedikit bantuan.(uje)