Sembilunews-Kerinci Proyek pembangunan rehalibitasi gedung RKB (Ruang Kegiatan belajar) yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) TA. 2019 SD 151 Sungai Sikai Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi semestinya dikerjakan secara Swakelola oleh pihak sekolah itu sendiri, namun pada kenyataannya proyek tersebut dikerjakan oleh pihak ketiga. Takutnya nanti pekerjaan proyek tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Pekerjaan Proyek pembangunan di lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci pada tahun anggaran (TA) 2019 yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan tata cara swakelola, terindikasi tidak sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan aturan dan juknis yang ada.
Menurut informasi dari pemborong berinisial S, bahwa proyek rehabilitasi ini benar dikerjakan oleh dirinya.”ini benar saya yang dapat borongan, Kepala sekolah tinggal terima bersih, ” ucapnya.
Ketua panitia pelaksana Nepi yang juga salah satu tenaga pendidik disekolah itu , saat di konfirmasi membenarkan bahwa pekerjaan tersebut di subkontrak oleh Kepala Sekola Marlina Wati kepada pemborong dengan nilai 180 juta diluar meubeler, sementara total anggaran untuk rehab RKB lebih kurang 283,9 juta dan rehab sebanyak empat ruang kelas.
Saat di tanya terkait pekerjaan ini ketua panitia menjelaskan bahwa Kepala Sekolah tanpa koordinasi dengan panitia pelaksana, sementara itu Bendahara panitia pelaksana Pendesta banyak tidak mengetahui perihal masalah keuangan termasuk tahap pencairan, ia juga mengatakan pencairan hingga saat ini baru 15% dan Kepala Sekolah hanya menyerahkan 10 juta kepada dirinya, sedangkan menurut ketentuan pencairan dana DAK terdiri dari tiga tahap untuk tahap pertama 25% , tahap kedua 40% dan tahap ketiga 35%. Disini diduga ada indikasi kurang transparansinya Kepsek terhadap proyek Swakelola ini.
Diduga Marlina Wati sengaja mengangkangi petunjuk teknis Permendikbud No 1 Tahun 2019 lampiran III, tentang hal petunjuk teknis DAK bidang pendidikan disini ada indikasi Kepala Sekolah ingin meraup keuntungan yang besar dan ingin memperkaya dirinya. Terbukti bahwa dirinya tidak mau pusing dan sibuk hingga dia menyerahkan pekerjaan kepihak ketiga dengan hitung hitungan yang jelas dan sangat menguntungkan bagi dirinya.
Kepsek Marlina Wati saat mau dikonfirmasi sembilunews sengaja menghindar dan bersembunyi diruang kelas, sementara para oknum guru yang berada disekolah memberitahu bahwa kepsek ada didalam ruang kelas sedang ngimbang (Bersembunyi).
Seharusnya seorang pendidik apalagi seorang Kepala Sekolah tidak harus bersembunyi untuk menghadapi wartawan agar bisa dikonfirmasi terkait permasalahan pengelolaan keuangan negara, kalau bersembunyi tentunya menjadi pertanyaan ???? kenapa….? Dan ada apa….? Semasih benar kenapa harus takut?
LSM P2AN meminta agar pihak Dinas Pendidikan Kab. Kerinci jangan tutup mata dan tinggal diam terhadap apa yang terjadi dilapangan tentang sistim pekerjaan proyek Swakelola dilingkup dinas pendidikan Kab. Kerinci.
Jika hal ini dibiarkan saja oleh pihak dinas pendidikan maka harapan Bupati Kerinci H. Adirozal untuk Kerinci Lebih Baik dan Berkeadilan tidak akan bisa terwujud. (Al/Zml)